Quarter-Life Crisis?
source : www.theodysseyonline.com
Kata orang umur 25 merupakan masa
dimana manusia akan mengalami yang namanya quarter-life crisis atau krisis
seperempat abad. Di mana orang-orang di sekeliling dan bahkan diri sendiri
mempunyai ekspektasi yang tinggi seperti dewasa, menjalani tanggung jawab
dengan baik, karir oke, kemapanan finansial, pernikahan, dan lain-lain. Namun seringkali
antara ekpektasi dan kenyataan tidak sejalan. Inilah yang membuat seseorang
yang berusia 25 mengalami kegalauan.
Kalau menurut Wikipedia sih, quarter-life crisis ini menghinggapi seseorang yang berusia 20an sampai 30an. Belum. Aku belum berusia 25, tapi
somehow kegalauan-kegalauan seperti itu sudah mulai merasuki pikiran. Sepertinya aku mulai terkena sindrom quarter-life crisis. I feel
like I’m the only human at my age who useless and not worth it for people
around me. Aku belum mencapai apapun dalam hidup ini, belum bisa ngebahagiain
keluarga, and sometimes I couldn’t take care of myself. Kalau belum umur 25
saja sudah galau begini, bagaimana ketika aku benar-benar berumur 25?
Rasanya hati ini 'cekit-cekit' waktu tahu teman-teman seusiaku ada yang bekerja di big company, ada yang sudah
memulai usahanya sendiri, atau ada juga yang sudah menemukan jodohnya. Sedangkan saat ini
aku hanya mengetik postingan ini sambil memikirkan betapa desperatenya aku
sampai-sampai menulis hal ini. Bahkan aku berpikir seandainya aku jadi dia,
seandainya aku seperti ini, seandainya aku seperti itu, dan seandainya lainnya.
Kalau sudah ada pikiran
seandainya, tanpa sadar berarti diri ini kurang bersyukur atas kehidupan yang
telah diberikan-Nya. Seharusnya diri ini yakin bahwa semua ada masanya seperti
roda yang berputar. Akan ada waktunya ketika roda akan berada di atas setelah
berada di bawah, menginjak tanah dan kerikil tajam. Seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Insyirah hingga dua kali, "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."
Seharusnya diri ini yakin bahwa
segala sesuatu yang terjadi mau itu hal yang baik ataupun yang buruk, mau itu
hal yang bikin hati senang ataupun yang bikin sedih, semua terjadi atas
kehendak-Nya. Justru mungkin hal yang dianggap ‘buruk’ oleh manusia itu
merupakan jalan terbaik bahkan untuk menghindari ‘keburukan’ yang lebih besar
lagi. Mengingat-ingat apa yang sudah ada dalam diri ini menyadarkan bahwa sudah
sangat banyak bahkan tak terhingga nikmat yang Allah kasih dan pasti ada yang
terlewat atau aku lupakan.
Hanya berusaha yang terbaik dan
berdoa. Hanya itu yang bisa kulakukan. Hasil akhirnya adalah rahasia Allah. Apapun
itu, yakinlah itu adalah yang terbaik.
*Just a reminder for myself*
2 komentar
You're not alone dev :'( ak jg ngrasain bgt, tmn" yg laen pd ud branak pinak, bbrp ad yg ud jd artis, popular, kerja di luar negri lah sdgkn gw brsa msh jln di tpt hikss #Ineedhugs
ReplyDelete#LetMeHugYou iya shan, berasa masih stuck at the same point :( ibarat mau ke jakarta tapi naik bus padahal yang lain pada naik kereta atau pesawat, semoga kegalauan ini ga bertamu lama-lama. stay strong and keep fighting! *kisskiss*
DeleteFeel free to drop your comment. I will reply it as soon as possible. ^^